ADAB MENURUT ISLAM DALAM BEPERGIAN DAN BERSILATURRAHMI
Adab dalam Perjalanan
A.Tata
Krama Sebelum Perjalanan
1.
bermusyawarah dengan orang yang di ajak pergi atau
keluarga
2.
mengajak kawan atau pendamping terutama kaum wanita
3.
mengangkat pemimpin perjalanan jika dilakukan
berombongan
4.
mengembalikan hak dan amanah
5.
berpamitan
B. Tata
karma selama perjalanan
1.
Tata Krama di Jalan Raya
Mengacu
kepada ayat Al – Qur’an tersebut setiap muslim/muslimah hendaknya menaati
ajaran ajaran Allah swt dan rasulnya (ajaran islam ) dan undang-undang serta
peraturan pemerintah dimana pun dia berada misalkan ketika berada dalam
perjalanan
Seseorang
dianggap bertata krama dalam perjalanan , apabila tatkala ia menggunakan jalan
umum atau jalan raya, ia menaati undang undang dan peraturan lalu lintas yang
telah ditetapkan pemerintah , misalnya:
A.
Pejalan kaki hendaknya
-
Berjalan disebelah kiri jalan atau kalau ada trotoarnya diharuskan berjalan di
trotoar
-
Haru menaati lampu merah walaupun saat terburu buru
-
Menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebra cross
-
Menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban
umum
B.
Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya
-
Memperhatikan dan menaati rambu rambu lalu lintas
-
Melengkapi kelengkapan kendaraan seperti SIM , STNK dan helom (bagi pengendara
motor)
-
Mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya .
misalkan saaat padat kendaraan tidak mengemudi di atas 25 km/jam
-
Tidak membuang sampah sembarangan
-
Tidak menggunakan HP ketika sedang dalam mengendarai motor atau mobil
C.
Pejalan kaki dan Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya
-
Menjauhkan diri dari makan yang terlalu kenyang, memakai perhiasan yang
berlebihan dan bermewah-mewah dalam makanan dan kendaraan.
-
Berbuatlah yang baik (halus) kepada setiap orang bahkan kepada pengemis
sekalipun. Hendaknya menjauhkan diri dari permusuhan, pertengkaran, berlaku
kasar dan berdesak-desakan dengan orang lain dalam perjalanan.
-
Menjaga lisannya dari mencela, membicarakan kejelekan orang, mencela binatang
dan semua perkataan yang jelek.
Hendaklah
selalu ingat akan sabda rosululloh SAW:
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ خَرَجَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Artinya
: “Barang siapa melaksanakan haji tanpa berkata kotor dan tidak melakukan
tindakan
kefasikan, maka ia kembali seperti saat dilahirkan oleh ibunya’.
-
Sebaiknya melakukan perjalanan berkelompok untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan dan memang disunnahkan untuk tidak menyendiri dalam perjalanan.
-
Apabila berjalan dalam kelompok tiga orang atau lebih, maka pilihlah salah
seorang untuk menjadi pemimpin. Pilihlah orang yang paling baik dan yang paling
luas pandangannya (pengalamannya).
-
Jangan membawa anjing atau lonceng dalam perjalanan karena Malaikat tidak akan
menemani rombongan yang didalamnya terdapat anjing atau lonceng. Apabila salah
seorang dari anggota rombongan membawa anjing atau lonceng dan kita tidak mampu
mencegahnya, maka ucapkan do’a ini:
اَللّهُمَّ اِنِّى أَبْرَأُ اِلَيْكَ مِمَّا فَعَلَهُ هَؤُلآءِ فَلاَ تَحْرِمْنِى ثَمَرَةَ صُحْبَةِمَلَكٍ
Artinya
: “Ya Allah sesungguhnya aku membebaskan diri kepada Mu dari perbuatan
mereka, maka janganlah Engkau mengharamkanku dari ditemani malaikat”.
2.
Tata Krama Bagi Para Penumpang Kendaraan Umum
Bagi
para penumpang kendaraan umum seperti bis dan kereta api hendaknya
memperhatikan dan melaksanakan tata krama , antara lain :
-
Bermanis muka dan bertutur kata baik , terhadapa para penumpang lainnya
-
Seorang penumpang kendaraan umum hendaknya hormat kepada penumpang yang lebih
tua , dan sayang kepada penumpang lain yang lebih muda
-
Jika diperlukan sesame penumpang hendaknya saling tolong menolong dalam
kebaikan
-
Jangan melakukan perbuatan yang mengganggu dan merugikan penumpang lain .
Do’a-do’a dalam Perjalanan
Selama
dalam perjalanan disunnahkan membaca takbir apabila menjumpai tanjakan dan
membaca tasbih apabila menuruni turunan tetapi makruh mengeraskan bacaan
tersebut.
Apabila
memasuki desa atau kota disunnahkan membaca do’a:
اَللّهُمَّ اِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ اَهْلِهَا وَخَيْرَمَا فِيْهَا،وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ اَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا
Artinya
: “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan desa ini, kebaikan
penduduknya
dan apa yang ada di dalamnya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan desa
ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya.”
Apabila
singgah disuatu tempat, sunnah membaca do’a:
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Artinya
: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan
makhluk-Nya.”
Apabila
kamalaman dalam perjalanan bacalah do’a:
يآاَرْضُ رَبِّي وَرَبُّكِ اللهُ ، اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكِ وَشَرِّمَا فِيْكِ وَشَرِّمَاخَلَقَ فِيْكِ وَشَرِّمَا يَدُبُّ عَلَيْكِ.اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ اَسَدٍ وَاَسْوَدَ، وَالْحَيَّةِ وَالْعَقْرَبِ وَمِنْ سَاكِنَ الْبَلَدِ وَمِنْ وَالِدٍ وَمَاوَلَدَ
Artinya
: “Hei bumi Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, Aku berlindung kepada Allah
dari
kejelekanmu dan kejelekan barang yang ada didalammu dan kejelekan makhluq
didalammu
dan yang melata diatasmu. Aku berlindung kepada Allah dari harimau dan
seseorang,
dari ular, kalajengking, jin, iblis dan syetan.”
Disunnahkan
pula memperbanyak membaca do’a tertimpa kesusahan pada waktu ketakutan dan
disetiap kesempatan.
لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ الْعَظِيْمُ الَحَلِيْمُ، لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ
Artinya
: “Tiada Tuhan melainkan Allah yang maha agung lagi maha pemurah, Tiada
Tuhan
melainkan
Allah yang merajai ‘Arasy yang agung, Tiada tuhan melainkan Allah yang merajai
langit, bumi dan ‘Arasy yang mulya.”
Atau membaca
يآحَيُّ يآ قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
Artinta
: “Ya Allah yang Hidup dan Maha Kuasa, aku memohon pertolongan dengan kasih
sayang-Mu”
Kalau
mengendarai kapal maka bacalah do’a:
بِسْمِ اللهِ مَجْريهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُوْرٌرَحِيْمٌ
Artinya
: “Dengan menyebut nama Allah diwaktu berlayar dan berlabuh, sesungguhnya
Tuhanku
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Memperbanyak
memanjatkan do’a urusan dunia akherat untuk diri sendiri, kedua orang tuanya,
orang-orang yang dicintainya, para pemimpin muslimin dan seluruh muslimin
muslimat.
Hal
ini sangat baik karena do’a musafir adalah salah satu dari do’a-do’a yang
mustajabah seperti dalam hadits riwayat Abu Hurairoh.
Tiga
macam do’a yang tidak diragukan terkabulnya yaitu: do’a orang yang di dholimi,
do’a musafir dan do’a orang tua atas anaknya.
Do’a naik kendaraan
Setelah
keluar rumah dan bersiap akan naik kendaraan maka bacalah :
اَلْحَمْدُ لِلّهِ سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، الْحَمْدُ لِلهِ الْحَمْدُ لِلهِ الْحَمْدُ لِلهِ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya
: “Dengan menyebut nama Allah, segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah yang
telah
menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu
menguasainya , dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami. Segala puji
bagi Allah (3 kali) , Allah Maha Besar (3 kali), Maha Suci Engkau ya Allah.
Sesungguhnya aku telah mendzalimi diriku sendiri maka ampunilah aku, karena
sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau.”
اَللّهُمَّ إِنَّانَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَاالْبِرَّوَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَاتُحِبُّ وَتَرْضَى، اَللّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا، وَاطْوِعَنَّابُعْدَهُ. اَللّهُمََّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِيْ السَّفَرِوَالْخَلِيْفَةُ فِيْ الأَهْلِ وَالْمَالِ. اَللّهُمَّ إِنَّانَعُوْذُبِكَ مِنْ وَعْثَاءِالسَّفَرِوَكَآبَةِالْمُنْقَلَبِ وَسُوْءِالْمَنْظَرِفِيْ الأهْلِ وَالْمَالِ وَالْوَلَدِ
Artinya
: “Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon kebaikan dan taqwa dalam bepergian
ini,
kami
mohon perbuatan yang Engkau sukai dan Engkau ridhoi. Ya Allah!
Permudahlah
perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah!
Engkaulah
teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga dan harta (ku). Ya
Allah!
Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu darikelelahan dalam bepergian,
tempat
kembali yang menyedihkan dan pemandangan yang jelek dalam keluarga, harta
dan
anak.”
Atau bisa juga
"
Bismillaahi majreha wamursaahaa inna rabbii laghafuururrahiim "
Artinya
: " Dengan Asma Allah, berhenti dan berjalannya kendaraan ini,
se-sungguhnya Rabbku
Maha Pe-ngampun dan Penyayang "
1.
®Bersyukur kepada Allah SWT
2.
Mengerjakan salat dua rakaat agar menenangkan jiwa dan
fikiran setelah menempuh perjalanan jauh
3.
Menyambut kedatangan musafir
Adab Silaturahmi Menurut Islam
Menyambung
tali silaturahim merupakan salah satu kewajiban seorang Muslim, sedangkan
memutusnya termasuk dosa besar. Silaturahim memiliki keutamaan yang sangat
besar, selain di dunia dan juga kelak di akhirat. Allah SWT dan Rasulullah SAW
menjanjikan pahala yang sangat besar bagi Muslim yang bersilaturahim.
Orang yang
gemar bersilaturahim pun akan mendapatkan manfaat yang tak terhingga dalam
kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW mengungkapkan, orang yang suka dan gemar
bersilaturahim akan di luaskan rezekinya dan dipanjangkan usianya.
Nabi SAW
bersabda, ‘’Barang siapa yang suka apabila Allah membentangluaskan rezeki
banginya dan memanjangkan umurnya, maka hendaklah ia bersilaturahim. (HR
Bukhari). Kebenaran hadis itu telah dibuktikan melalui hasil penelitian ilmiah
yang dilakukan Dr Rachel Cooper, dari Dewan Penelitian Medis.
Hasil
penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal itu menyebutkan
bahwa orang yang suka bersalaman dan bersilaturahim lebih panjang usianya.
Menyambung tali silaturahim pun sangat diperintahkan kepada setiap umat yang
beriman.
Rasulullah
SAW bersabda, ‘’…Barang siap yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah ia menyambung tali silaturahim…’’ (HR Bukhari). Nah, agar silaturahim
bisa memberi manfaat dunia dan akhirat, maka adab-adabnya perlu diperhatikan.
Apa sajakah
adab silaturahim yang harus diperhatikan seorang Muslim? Syekh Abdul Azis bin
Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah merinci adab-adab
silaturahim yang sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah. Berikut adalah adab
bersilaturahim:
Niat yang
baik dan ikhlas
‘’Allah tak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas. Maka wajib bagi siapapun mengikhlaskan niatnya kepada Allah SWt dalam menyambung tali silaturahim. Janganlah, seseorang bersilaturahim dengan tujuan riya,’’ ungkap Syekh Sayyid Nada.
‘’Allah tak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas. Maka wajib bagi siapapun mengikhlaskan niatnya kepada Allah SWt dalam menyambung tali silaturahim. Janganlah, seseorang bersilaturahim dengan tujuan riya,’’ ungkap Syekh Sayyid Nada.
Mengharap
pahala
Menurut Syekh Sayyid Nada, hendaknya seorang Muslim bersilaturahim untuk menentikan dan mengejar pahala, sebagai mana yang telah Sang Khalik janjikan. Untuk itu, hendaknya seseorang yang bersilaturahim menunggu balasan yang setimpal dari manusia.
Menurut Syekh Sayyid Nada, hendaknya seorang Muslim bersilaturahim untuk menentikan dan mengejar pahala, sebagai mana yang telah Sang Khalik janjikan. Untuk itu, hendaknya seseorang yang bersilaturahim menunggu balasan yang setimpal dari manusia.
Memulai
silaturahim dari yang terdekat
‘’Semakin dekat hubungan rahim, maka semakin wajib menyambungnya,’’ ungkap Syekh Sayyid Nada. Perkara ini, kata dia, perlu diperhatikan setiap Muslim dalam menyambung tali silaturahim.
‘’Semakin dekat hubungan rahim, maka semakin wajib menyambungnya,’’ ungkap Syekh Sayyid Nada. Perkara ini, kata dia, perlu diperhatikan setiap Muslim dalam menyambung tali silaturahim.
Mendahulukan
silaturahim dengan orang yang paling bertakwa kepada Allah SWT
Semakin bertakwa seorang karib kerabat kepada Allah SWT atau semakin bagus agamanya maka semakin besar pula haknya dan semakin bertambah pahala bersilaturahim dengannya. Meski begitu, kata Syekh Sayyid nada, silaturahim juga dianjurkan kepada karib kerabat yang kafir dan tidak saleh, dengan tujuan untuk mengajak pada jalan kebenaran.
Semakin bertakwa seorang karib kerabat kepada Allah SWT atau semakin bagus agamanya maka semakin besar pula haknya dan semakin bertambah pahala bersilaturahim dengannya. Meski begitu, kata Syekh Sayyid nada, silaturahim juga dianjurkan kepada karib kerabat yang kafir dan tidak saleh, dengan tujuan untuk mengajak pada jalan kebenaran.
Mempelajari
nasab dan mencari-cari kerabat yang bersambung kepada seseorang dari kerabat
jauh
Ada sebagian orang, kata Syekh Sayyid Nada, yang merasa cukup bersilaturahim dengan saudara-saudaranya saja, kemudian meninggalkan selain mereka. Ada pula sebagian orang yang bersilaturahim dengan orang yang ia kenal saja, tak begitu peduli terhadap karib kerabat jauhnya. Padahal, mereka sebenarnya juga berhak untuk disambung tali silaturahimnya.
Ada sebagian orang, kata Syekh Sayyid Nada, yang merasa cukup bersilaturahim dengan saudara-saudaranya saja, kemudian meninggalkan selain mereka. Ada pula sebagian orang yang bersilaturahim dengan orang yang ia kenal saja, tak begitu peduli terhadap karib kerabat jauhnya. Padahal, mereka sebenarnya juga berhak untuk disambung tali silaturahimnya.
Nabi SAW
bersabda, ‘’Pelajarilah nasab-nasab kalian yang denga itu kalian dapat menyambung
tali silaturahim. Sebab, menyambung silaturahim dapat mendatangkan kasih saying
dalam keluarga, mendatangkan harta, dan memanjangkan umur.’’ (HR at-Tirmidzi).
Tak henti
menyambung silaturahim dengan orang yang memutusnya
Rasulullah menganjurkan agar seorang Muslim tetap berupaya menyambung tali silaturahim dengan karib kerabatnya, walaupun mereka selalu berupaya memutusnya. Menurut Nabi SAW, upaya orang tetap menyambung tali silaturahim akan senantiasa mendapat pertolongan dari Allah SWT.
Rasulullah menganjurkan agar seorang Muslim tetap berupaya menyambung tali silaturahim dengan karib kerabatnya, walaupun mereka selalu berupaya memutusnya. Menurut Nabi SAW, upaya orang tetap menyambung tali silaturahim akan senantiasa mendapat pertolongan dari Allah SWT.
Memulai
dengan bersedekah dan berbuat baik kepada kerabat yang membutuhkan
Nabi SAW bersabda, ‘’Sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah yang diberikan kepada karib kerabat yang benci.’’ (HR Al-Hakim).
Nabi SAW bersabda, ‘’Sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah yang diberikan kepada karib kerabat yang benci.’’ (HR Al-Hakim).
Kedelapan,
menahan gangguan terhadap karib kerabat
Seorang Muslim seharusnya tak menyakiti karib kerabatnya, baik dengan perkataan maupun perbuatan, dan menjaga perasaan mereka sebisa mungkin.
Seorang Muslim seharusnya tak menyakiti karib kerabatnya, baik dengan perkataan maupun perbuatan, dan menjaga perasaan mereka sebisa mungkin.
Kesembilan,
menumbuhkan rasa gembira pada karib kerabat
Menurut Syekh Sayyid Nada, sebisa mungkin hendaknya seseorang saling mengunjungi satu sama lain, terutama pada hari Id dan pada saat-saat tertentu.
Menurut Syekh Sayyid Nada, sebisa mungkin hendaknya seseorang saling mengunjungi satu sama lain, terutama pada hari Id dan pada saat-saat tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar