Senin, 11 Februari 2013

ADAB MENURUT ISLAM DALAM BEPERGIAN DAN BERSILATURRAHMI



ADAB MENURUT ISLAM DALAM BEPERGIAN DAN BERSILATURRAHMI

Adab dalam Perjalanan

A.Tata Krama Sebelum Perjalanan
1.      bermusyawarah dengan orang yang di ajak pergi atau keluarga
2.      mengajak kawan atau pendamping terutama kaum wanita
3.      mengangkat pemimpin perjalanan jika dilakukan berombongan
4.      mengembalikan hak dan amanah
5.      berpamitan


B. Tata karma selama perjalanan
1. Tata Krama di Jalan Raya
Qs An-Nisa – 4 :59 artinya Hai orang orang yang beriman ta’atilah Allah dan ta’atilah rasulnya dan ulil amri di antara kamu . Kemudian jika kamu berlainan perndapat tentang sesuatu , maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasul , jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian , yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya”
Mengacu kepada ayat Al – Qur’an tersebut setiap muslim/muslimah hendaknya menaati ajaran ajaran Allah swt dan rasulnya (ajaran islam ) dan undang-undang serta peraturan pemerintah dimana pun dia berada misalkan ketika berada dalam perjalanan
Seseorang dianggap bertata krama dalam perjalanan , apabila tatkala ia menggunakan jalan umum atau jalan raya, ia menaati undang undang dan peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan pemerintah , misalnya:
A. Pejalan kaki hendaknya
- Berjalan disebelah kiri jalan atau kalau ada trotoarnya diharuskan berjalan di trotoar
- Haru menaati lampu merah walaupun saat terburu buru
- Menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebra cross
- Menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum
B. Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya
- Memperhatikan dan menaati rambu rambu lalu lintas
- Melengkapi kelengkapan kendaraan seperti SIM , STNK dan helom (bagi pengendara motor)
- Mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya . misalkan saaat padat kendaraan tidak mengemudi di atas 25 km/jam
- Tidak membuang sampah sembarangan
- Tidak menggunakan HP ketika sedang dalam mengendarai motor atau mobil
C. Pejalan kaki dan Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya
- Menjauhkan diri dari makan yang terlalu kenyang, memakai perhiasan yang berlebihan dan bermewah-mewah dalam makanan dan kendaraan.
- Berbuatlah yang baik (halus) kepada setiap orang bahkan kepada pengemis sekalipun. Hendaknya menjauhkan diri dari permusuhan, pertengkaran, berlaku kasar dan berdesak-desakan dengan orang lain dalam perjalanan.
- Menjaga lisannya dari mencela, membicarakan kejelekan orang, mencela binatang dan semua perkataan yang jelek.
Hendaklah selalu ingat akan sabda rosululloh SAW:
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ خَرَجَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Artinya : “Barang siapa melaksanakan haji tanpa berkata kotor dan tidak melakukan
tindakan kefasikan, maka ia kembali seperti saat dilahirkan oleh ibunya’.
- Sebaiknya melakukan perjalanan berkelompok untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan memang disunnahkan untuk tidak menyendiri dalam perjalanan.
- Apabila berjalan dalam kelompok tiga orang atau lebih, maka pilihlah salah seorang untuk menjadi pemimpin. Pilihlah orang yang paling baik dan yang paling luas pandangannya (pengalamannya).
- Jangan membawa anjing atau lonceng dalam perjalanan karena Malaikat tidak akan menemani rombongan yang didalamnya terdapat anjing atau lonceng. Apabila salah seorang dari anggota rombongan membawa anjing atau lonceng dan kita tidak mampu mencegahnya, maka ucapkan do’a ini:
   اَللّهُمَّ اِنِّى أَبْرَأُ اِلَيْكَ مِمَّا فَعَلَهُ هَؤُلآءِ فَلاَ تَحْرِمْنِى ثَمَرَةَ صُحْبَةِمَلَكٍ
Artinya : “Ya Allah sesungguhnya aku membebaskan diri kepada Mu dari perbuatan mereka, maka janganlah Engkau mengharamkanku dari ditemani malaikat”.
2. Tata Krama Bagi Para Penumpang Kendaraan Umum
Bagi para penumpang kendaraan umum seperti bis dan kereta api hendaknya memperhatikan dan melaksanakan tata krama , antara lain :
- Bermanis muka dan bertutur kata baik , terhadapa para penumpang lainnya
- Seorang penumpang kendaraan umum hendaknya hormat kepada penumpang yang lebih tua , dan sayang kepada penumpang lain yang lebih muda
- Jika diperlukan sesame penumpang hendaknya saling tolong menolong dalam kebaikan
- Jangan melakukan perbuatan yang mengganggu dan merugikan penumpang lain .







Do’a-do’a dalam Perjalanan
Selama dalam perjalanan disunnahkan membaca takbir apabila menjumpai tanjakan dan membaca tasbih apabila menuruni turunan tetapi makruh mengeraskan bacaan tersebut.
Apabila memasuki desa atau kota disunnahkan membaca do’a:
اَللّهُمَّ اِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ اَهْلِهَا وَخَيْرَمَا فِيْهَا،وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ اَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا
Artinya : “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan desa ini, kebaikan
penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya.”
Apabila singgah disuatu tempat, sunnah membaca do’a:
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Artinya : “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan
makhluk-Nya.”
Apabila kamalaman dalam perjalanan bacalah do’a:
يآاَرْضُ رَبِّي وَرَبُّكِ اللهُ ، اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكِ وَشَرِّمَا فِيْكِ وَشَرِّمَاخَلَقَ فِيْكِ وَشَرِّمَا يَدُبُّ عَلَيْكِ.اَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ اَسَدٍ وَاَسْوَدَ، وَالْحَيَّةِ وَالْعَقْرَبِ وَمِنْ سَاكِنَ الْبَلَدِ وَمِنْ وَالِدٍ وَمَاوَلَدَ
Artinya : “Hei bumi Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, Aku berlindung kepada Allah
dari kejelekanmu dan kejelekan barang yang ada didalammu dan kejelekan makhluq
didalammu dan yang melata diatasmu. Aku berlindung kepada Allah dari harimau dan
seseorang, dari ular, kalajengking, jin, iblis dan syetan.”

Disunnahkan pula memperbanyak membaca do’a tertimpa kesusahan pada waktu ketakutan dan disetiap kesempatan.
لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ الْعَظِيْمُ الَحَلِيْمُ، لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ
Artinya : “Tiada Tuhan melainkan Allah yang maha agung lagi maha pemurah, Tiada Tuhan
melainkan Allah yang merajai ‘Arasy yang agung, Tiada tuhan melainkan Allah yang merajai langit, bumi dan ‘Arasy yang mulya.”
Atau membaca
يآحَيُّ يآ قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
Artinta : “Ya Allah yang Hidup dan Maha Kuasa, aku memohon pertolongan dengan kasih
sayang-Mu”
Kalau mengendarai kapal maka bacalah do’a:
بِسْمِ اللهِ مَجْريهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُوْرٌرَحِيْمٌ
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah diwaktu berlayar dan berlabuh, sesungguhnya
Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Memperbanyak memanjatkan do’a urusan dunia akherat untuk diri sendiri, kedua orang tuanya, orang-orang yang dicintainya, para pemimpin muslimin dan seluruh muslimin muslimat.
Hal ini sangat baik karena do’a musafir adalah salah satu dari do’a-do’a yang mustajabah seperti dalam hadits riwayat Abu Hurairoh.
Tiga macam do’a yang tidak diragukan terkabulnya yaitu: do’a orang yang di dholimi, do’a musafir dan do’a orang tua atas anaknya.
Do’a naik kendaraan
Setelah keluar rumah dan bersiap akan naik kendaraan maka bacalah :
اَلْحَمْدُ لِلّهِ سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، الْحَمْدُ لِلهِ الْحَمْدُ لِلهِ الْحَمْدُ لِلهِ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah, segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah yang
telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya , dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami. Segala puji bagi Allah (3 kali) , Allah Maha Besar (3 kali), Maha Suci Engkau ya Allah. Sesungguhnya aku telah mendzalimi diriku sendiri maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau.”
اَللّهُمَّ إِنَّانَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَاالْبِرَّوَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَاتُحِبُّ وَتَرْضَى، اَللّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا، وَاطْوِعَنَّابُعْدَهُ. اَللّهُمََّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِيْ السَّفَرِوَالْخَلِيْفَةُ فِيْ الأَهْلِ وَالْمَالِ. اَللّهُمَّ إِنَّانَعُوْذُبِكَ مِنْ وَعْثَاءِالسَّفَرِوَكَآبَةِالْمُنْقَلَبِ وَسُوْءِالْمَنْظَرِفِيْ الأهْلِ وَالْمَالِ وَالْوَلَدِ
Artinya : “Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon kebaikan dan taqwa dalam bepergian ini,
kami mohon perbuatan yang Engkau sukai dan Engkau ridhoi. Ya Allah!
Permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah!
Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga dan harta (ku). Ya
Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu darikelelahan dalam bepergian,
tempat kembali yang menyedihkan dan pemandangan yang jelek dalam keluarga, harta
dan anak.”
Atau bisa juga

" Bismillaahi majreha wamursaahaa inna rabbii laghafuururrahiim "


Artinya : " Dengan Asma Allah, berhenti dan berjalannya kendaraan ini, se-sungguhnya Rabbku
       Maha Pe-ngampun dan Penyayang "

1.      ®Bersyukur kepada Allah SWT
2.      Mengerjakan salat dua rakaat agar menenangkan jiwa dan fikiran setelah menempuh perjalanan jauh
3.      Menyambut kedatangan musafir


Adab Silaturahmi Menurut Islam
Menyambung tali silaturahim merupakan salah satu kewajiban seorang Muslim, sedangkan memutusnya termasuk dosa besar. Silaturahim memiliki keutamaan yang sangat besar, selain di dunia dan juga kelak di akhirat. Allah SWT dan Rasulullah SAW menjanjikan pahala yang sangat besar bagi Muslim yang bersilaturahim.
Orang yang gemar bersilaturahim pun akan mendapatkan manfaat yang tak terhingga dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW mengungkapkan, orang yang suka dan gemar bersilaturahim akan di luaskan rezekinya dan dipanjangkan usianya.
Nabi SAW bersabda, ‘’Barang siapa yang suka apabila Allah membentangluaskan rezeki banginya dan memanjangkan umurnya, maka hendaklah ia bersilaturahim. (HR Bukhari). Kebenaran hadis itu telah dibuktikan melalui hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Dr Rachel Cooper, dari Dewan Penelitian Medis.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal itu menyebutkan bahwa orang yang suka bersalaman dan bersilaturahim lebih panjang usianya. Menyambung tali silaturahim pun sangat diperintahkan kepada setiap umat yang beriman.
Rasulullah SAW bersabda, ‘’…Barang siap yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim…’’ (HR Bukhari). Nah, agar silaturahim bisa memberi manfaat dunia dan akhirat, maka adab-adabnya perlu diperhatikan.
Apa sajakah adab silaturahim yang harus diperhatikan seorang Muslim? Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah merinci adab-adab silaturahim yang sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah. Berikut adalah adab bersilaturahim:
Niat yang baik dan ikhlas
‘’Allah tak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas. Maka wajib bagi siapapun mengikhlaskan niatnya kepada Allah SWt dalam menyambung tali silaturahim. Janganlah, seseorang bersilaturahim dengan tujuan riya,’’ ungkap Syekh Sayyid Nada.
Mengharap pahala
Menurut Syekh Sayyid Nada, hendaknya seorang Muslim bersilaturahim untuk menentikan dan mengejar pahala, sebagai mana yang telah Sang Khalik janjikan. Untuk itu, hendaknya seseorang yang bersilaturahim menunggu balasan yang setimpal dari manusia.
Memulai silaturahim dari yang terdekat
‘’Semakin dekat hubungan rahim, maka semakin wajib menyambungnya,’’ ungkap Syekh Sayyid Nada. Perkara ini, kata dia, perlu diperhatikan setiap Muslim dalam menyambung tali silaturahim.
Mendahulukan silaturahim dengan orang yang paling bertakwa kepada Allah SWT
Semakin bertakwa seorang karib kerabat kepada Allah SWT atau semakin bagus agamanya maka semakin besar pula haknya dan semakin bertambah pahala bersilaturahim dengannya. Meski begitu, kata Syekh Sayyid nada, silaturahim juga dianjurkan kepada karib kerabat yang kafir dan tidak saleh, dengan tujuan untuk mengajak pada jalan kebenaran.
Mempelajari nasab dan mencari-cari kerabat yang bersambung kepada seseorang dari kerabat jauh
Ada sebagian orang, kata Syekh Sayyid Nada, yang merasa cukup bersilaturahim dengan saudara-saudaranya saja, kemudian meninggalkan selain mereka. Ada pula sebagian orang yang bersilaturahim dengan orang yang ia kenal saja, tak begitu peduli terhadap karib kerabat jauhnya. Padahal, mereka sebenarnya juga berhak untuk disambung tali silaturahimnya.
Nabi SAW bersabda, ‘’Pelajarilah nasab-nasab kalian yang denga itu kalian dapat menyambung tali silaturahim. Sebab, menyambung silaturahim dapat mendatangkan kasih saying dalam keluarga, mendatangkan harta, dan memanjangkan umur.’’ (HR at-Tirmidzi).
Tak henti menyambung silaturahim dengan orang yang memutusnya
Rasulullah menganjurkan agar seorang Muslim tetap berupaya menyambung tali silaturahim dengan karib kerabatnya, walaupun mereka selalu berupaya memutusnya. Menurut Nabi SAW, upaya orang tetap menyambung tali silaturahim akan senantiasa mendapat pertolongan dari Allah SWT.
Memulai dengan bersedekah dan berbuat baik kepada kerabat yang membutuhkan
Nabi SAW bersabda, ‘’Sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah yang diberikan kepada karib kerabat yang benci.’’ (HR Al-Hakim).
Kedelapan, menahan gangguan terhadap karib kerabat
Seorang Muslim seharusnya tak menyakiti karib kerabatnya, baik dengan perkataan maupun perbuatan, dan menjaga perasaan mereka sebisa mungkin.
Kesembilan, menumbuhkan rasa gembira pada karib kerabat
Menurut Syekh Sayyid Nada, sebisa mungkin hendaknya seseorang saling mengunjungi satu sama lain, terutama pada hari Id dan pada saat-saat tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar