Jumat, 07 Desember 2012

coba menghargai hidup agar selalu bersyukur



Ironis memang, jika cinta hanya diartikan hanya sebagai bagian dari rasa sayang atau perasaan spesial terhadap lawan jenis. Memang benar, yang demikian itu adalah salah satu definisi sempit tentang cinta. Tapi kita harus tahu, cinta itu luas, cinta itu bermacam-macam. Suatu motivasi yang membuat saya tergugah untuk menulis artikel ini, juga suatu kisah nyata yang mungkin selama ini hanya sebagai angan yang mustahil terjadi menurut kita.
Cinta itu dahsyat. Cinta itu bisa merubah segalanya. Coba kita ingat-ingat, saat kita mencintai seseorang, pasti rasanya ingin selalu berada di dekatnya. Sama halnya dengan yang lain, bukan hanya cinta terhadap seseorang.

Tuhan itu adil, Dia telah mengatur semuanya sedemikian rupa. Coba kita tengok di sekeliling kita, banyak mereka yang pandai dalam bidang olahraga tapi belum tentu mereka pandai di bidang yang lain. Dan di situlah letak keadilan Tuhan. Tak bisa ditampik jika kita sering mengeluh di bidang yang tidak kita kuasai. Kita merasa bodoh, tak bisa apa-apa, bahkan tak berguna. Tapi sebenarnya itu tidak benar. Kita bisa belajar hal-hal yang tidak kita kuasai tersebut sama seperti hal yang lain (bukan hanya masalah pelajaran). Setidaknya kita tidak terlalu tertinggal.
Mari kita belajar dari sekolah binatang. Begini ceritanya:
Suatu hari, di sebuah sekolah binatang terdapat beberapa kelas yang terdiri dari jenis binatang yang berbeda-beda. Salah satunya kelas 1A. Di dalam kelas itu ada 6 siswa, yaitu Gajah, Kelinci, Harimau, Burung, Monyet dan Curut. Saat jam pertama masuklah Pak Gajah, beliau memberi tugas kepada semua siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan belalai yang baik dan benar. Berhubung pelajaran Pak Gajah itu diUANkan, maka mau tidak mau seluruh siswa harus menguasai pelajaran tersebut. Si Gajah merasa senang, karena pelajaran itu ssuai dengan dirinya. Namun tidak bagi yang lain, mereka bingung, mereka trus belajar bagaimana cara menggunakan belalai yang baik dan benar. Dan disadari atau tidak, mereka merasa tersiksa. Karena pada dasarnya pelajaran tersebut tidak sesuai dengan dirinya, atau bukan di bidang mereka.
Jam kedua, Pak Harimau datang. Beliau juga memberi tugas praktek bagaimana cara menggunakan cakar yang baik dan benar. Dan mata pelajaran ini juga diUANkan. Mau tidak mau semua siswa harus menguasainya. Mereka (selain Si Harimau) bingung karena mereka tidak tahu dan tidak punya cakar. Namun tidak untuk Harimau. Dia sangat menikmati pelajaran tersebut. Usaha demi usaha telah mereka lakukan. Mereka sibuk belajar bagaimana cara menggunakan belalai yang benar, bagaimana cara menggunakan cakar yang benar. Hingga tanpa mereka sadari, Si Monyet yang dulunya pandai memanjat dari pohon ke pohon kini telah lupa bagaimana cara memanjat. Begitu juga dengan Si Burung, bahkan dia sudah lupa bagaimana caranya terbang. Dan juga Si Kelinci, dia juga sudah mulai lupa bagaimana cara menggunakan gigi untuk memakan wortel.


Apa yang dapat kita ambil dai cerita di atas ?
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa Tuhan itu adil, memang benar. Setiap manusia diciptakan dengan berbagai kekurangan dan kelebihan. Kisah di atas mengajak kita untuk selalu berusaha, berusaha dan berusaha. Jika kita merasa menguasai suatu hal atau menyukai suatu hal, maka kita tidak akan terbebani oleh hal itu. Sebaliknya, jika kita tidak suka dengan seatu hal maka kita akan sangat merasa terbebani oleh hal itu. Namun kita harus berusaha, setidak bisa apapun kita terhadap suatu hal, kita tetap wajib mencintainya. Justru hal itu harus menjadi cambuk untuk kita agar menjadi lebih baik. Dan jangan sampai sesuatu yang terpaksa kita lakukan itu malah membuat kita lupa apa bakat dan keahlian kita sebenarnya. Padahal semua manusia dikaruniai bakat yang berbeda-beda. Dan kita harus berhati-hati. Saya pernah mendengar motivasi dari seseorang yang berjasa untuk saya, beliau bilang, "Lakukanlah hal apapun dengan cinta, jangan menyerah walaupun kamu tidak bisa. Setidaknya kamu sudah berusaha dan tidak terlalu tertinggal jauh. Percayalah, semua usaha pasti ada imbalannya. Allah itu Maha Adil."
Kenapa ada orang sukses dan orang gagal ?
Karena mereka mencintai hidupnya. Mereka belajar dengan cinta. Dengan cinta itulah mereka tidak terbebani oleh pekerjaan atau aktivitas hidupnya. Dan mereka bersedia bersusah payah. Maka tidak heran jika mereka mendapat imbalan berupa kesuksesan. Sedangkan orang yang gagal hanya bertopang dagu, mereka memilih tidur dan bermalas-malasan serta lebih mendisfungsikan pikirannya, sehingga kedewasaan tidak muncul dalam dirinya.
Demikianlah, sebuah cermin untuk kita agar tetap semangat dan mencintai hidup. Sekian.

by: Lia Azzah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar